PO Mulyo adalah sebuah perusahaan otobus asal Gombong, Kebumen. PO yang berkantor di Jalan Yos Sudarso nomor 188 ini memiliki sejarah panjang yang sudah dimulai sejak 70 tahun silam. Saat ini, Mulyo berfokus pada kelas Bumel atau Ekonomi Non AC. Menurut penuturan Bpk. Agus Supriyanto, seorang karyawan Mulyo, dalam grup Sejarah Transportasi, Mulyo didirikan pada Agustus 1947. Hal ini berarti saat ini (2018), Mulyo sudah berdiri selama 71 tahun. Mulyo didirikan oleh Bpk. Sunarman. Saya belum mendapatkan informasi trayek pertama Mulyo. Mengutip Busnesia (www.busnesia.com/2014/12/ternyata-tahun-1950-sudah-ada-bus-po.html), pada 1962, Mulyo memiliki trayek Gombong-Kediri dengan bus Dodge. Namun, sepertinya trayek ini sudah tidak diteruskan lagi semenjak unit yang digunakan menabrak pohon di Purworejo, seminggu setelah pertama beroperasi. Mulyo saat ini memegang trayek Madiun-Ciamis, yang sudah didapatkan sejak tahun 1960an. Namun demikian, yang "dipakai" hanya Purwokerto-Jogja saja. Pada akhir era 1990an, Mulyo menjalankan kelas Patas untuk trayek Yogya-Purwokerto. Untuk kelas Patas, Mulyo bersaing dengan Raharja. Namun, keduanya akhirnya kolaps. Trayek Patas Raharja dijual ke Efisiensi, sementara trayek Patas Mulyo tidak digunakan. Selepas trayek Patas off, otomatis Mulyo hanya memiliki trayek Bumel. Mulyo menggunakan sistem setoran untuk operasinya. Armada Mulyo didominasi oleh Hino, meskipun ada Mercedes Benz dan Mitsubishi juga. Namun, sebagian besar menggunakan Hino, terutama Hino AK3. Kebanyakan adalah Ekonomi Non AC, meskipun ada beberapa unit yang memiliki AC dengan kaca geser, seperti AK3 di foto. Mulyo biasanya membeli unit bekas PO lain, seperti dari Harapan Jaya, Garuda Mas, bahkan ex Kementrian Perhubungan. Pembelian terbaru Mulyo sepertinya Legacy AC dan Nucleus AC Kaca Geser dari PO Yurila, Bojonegoro. Untuk livery, tidak ada livery "khas" Mulyo. Unitnya terkadang mempertahankan livery pemilik sebelumnya. Sebagian besar armada Mulyo kini dicat mengikuti livery PO Harapan Jaya, dengan tulisan Mulyo besar berwarna merah.
Mulyo memiliki dua garasi. Selain di Gombong, Mulyo juga memiliki garasi di dekat Terminal Bulupitu, Purwokerto. Garasi Purwokerto berukuran kecil, biasanya hanya diisi 6/7 bus saja. 71 tahun tentu bukan waktu sebentar. Mulyo sudah melewati banyak hal, dan bertahan melalui berbagai badai seperti Krisis Moneter 1997. Sudah 3 generasi mengaspal, sampai kapankah Mulyo akan terus melaju, melawan zaman? Saya hanya bisa berharap Mulyo dapat terus bertahan...
0 Comments
Leave a Reply. |
Arsip
August 2019
Kategori |